Melihat
foto di atas, mungkin banyak dari kita akan segera memilih foto sebelah
kanan sebagai Masjid Al-Aqsa. Namun percayalah, foto sebelah kiri yang
berupa masjid dengan kubah yang berwarna hijau itulah Masjid Al-Aqsa
yang sebenarnya.
Dewasa
ini, telah terjadi banyak kesalahpahaman diantara umat muslim tentang
masjid Al-Aqsa yang sebenarnya. Banyak umat muslim maupun non-muslim
yang mempublikasikan foto Masjid Al-Aqsa yang salah, tapi yang
mengkuatirkan saat ini, kebanyakan umat muslim memajang foto Qubbatus
Shakrah (Kubah Batu/ Dome of The Rock) dirumah maupun dikantor mereka
dengan sebutan Masjid Al-Aqsa. Ini telah menjadi kesalahan umum di dunia
muslim.
Namun
tragedi sesungguhnya adalah bahwa kebanyakan generasi muda/ anak-anak
muslim (sebagaimana juga muslim dewasa) diseluruh dunia, tidak dapat
membedakan antara Masjid Al Aqsa dengan Qubbatus Shakrah (Kubah Batu).
Mengenal Kompleks Masjid Al-Aqsa
Al-Masjid
El-Aqsa merupakan nama arab yang berarti Masjid terjauh. 10 tahun
setelah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama, beliau melakukan
perjalanan malam dari Mekkah ke Baitul Maqdis (Jerusalem) dan kemudian
menuju langit ketujuh untuk menerima perintah sholat 5 waktu dari Allah,
peristiwa ini disebut Isra’ Miraj.
Sebelum
turun perintah menjadikan Mekkah sebagai kiblat sholat umat muslim,
selama 16 setengah bulan setelah Isra Miraj, Jerusalem dijadikan arah
kiblat.
Ketika
masih hidup, Nabi Muhammad SAW memerintahkan umat muslim untuk tak
hanya mengunjungi Mekkah tapi juga Masjid Al-Aqsa yang berjarak sekitar
2000 kilometer sebelah utara Mekkah.
Masjid
Al-Aqsa merupakan bangunan tertua kedua setelah Ka’bah di Mekkah, dan
tempat suci dan tempat terpenting ketiga setelah Mekkah dan Madinah.
Luas
kompleks Masjid Al-Aqsa sekitar 144.000 meter persegi, atau 1/6 dari
seluruh area yang dikelilingi tembok kota tua Jerusalem yang berdiri
saat ini. Dikenal juga sebagai Al Haram El Sharif atau oleh yahudi
disebut Kuil Sulaiman. Kompleks Masjid Al-Aqsa dapat menampung sekitar
400.000 jemaah (Masjid Al-Aqsa menampung sekitar 5.000 jamaah,
selebihnya sholat di kompleks yang ber-area terbuka).
Pembangunan
kembali kompleks Masjid Al-Aqsa dimulai 6 tahun setelah Nabi wafat oleh
Umar Bin Khattab. Beliau menginginkan untuk dibangun sebuah masjid di
selatan Foundation Stone (membelakangi Foundation Stone, menghadap
selatan/Mekkah). Pembangunan tersebut dilakukan oleh Khalifah Ummayah
Abd Al Malik Ibn Marwan dan diselesaikan oleh anaknya Al Walid 68 tahun
setelah Nabi wafat dengan diberi nama Masjid Al Aqsha.
Di
pusat kompleks Kuil Sulaiman, terdapat Foundation Stone yaitu batu
landasan yang dipercaya umat Yahudi sebagai tempat Yahweh menciptakan
alam semesta dan tempat Abraham mengorbankan Isaac. Bagi umat Islam batu
ini adalah tempat Nabi Muhammad menjejakkan kakinya untuk Mi’raj. Untuk
melindungi batu ini, Khalifah Abd Al Malik Ibn Marwan membangun kubah
dan masjid polygon, yang kemudian terkenal dengan nama Dome of The Rock
(Kubah batu).
Kekeliruan antara Masjid Al-Aqsa dengan Dome of The Rock dan Agenda Israel menghapuskan Masjidil Aqsa
Masjidil
Aqsa merupakan kiblat pertama bagi Umat Islam sebelum dipindahkan ke
Ka’bah dengan perintah Allah SWT. Kini berada di dalam kawasan jajahan
Yahudi. Dalam keadaan yang demikian, disinyalir pihak Yahudi telah
mengambil kesempatan untuk mengelirukan pengetahuan Umat Islam dengan
mengedarkan gambar Dome of The Rock sebagai Masjidil Aqsa.
Tujuan
mereka hanyalah satu: untuk meruntuhkan Masjidil Aqsa yang sebenarnya
dan mendirikan kembali haikal Sulaiman. Saat ini, hanya “Tembok sebelah
Barat” yang tersisa dari bangunan kuil atau istana Sulaiman yang masih
berdiri, dan pada saat yang bersamaan tempat ini dinamakan “Tembok
Ratapan/Wailing Wall” oleh orang Yahudi. Apabila Umat Islam sendiri
sudah keliru dan sulit untuk membedakan Masjidil Aqsa yang sebenarnya,
maka semakin mudahlah tugas mereka untuk melaksanakan rencana tersebut,
karena bila Masjid Al-Aqsa diruntuhkan, kebanyakan umat tidak akan
menyadarinya.
Berikut
disertakan terjemahan surat yang ditulis dan dikirimkan oleh Dr. Marwan
kepada ketua pengarang harian “Al-Dastour” tentang kekeliruan umat dan
hubungannya dengan rencana zionis.
- Terdapat beberapa kekeliruan antara Masjidil Aqsa dan The Dome of The Rock. Apabila disebut tentang Masjidil Aqsa di dalam media lokal maupun internasional, foto The Dome of The Rock-lah yang ditampilkan. Alasannya adalah untuk mengalihkan masyarakat umum yang merupakan siasat Israel. Tinjauan ini diperoleh saat saya tinggal di USA, dimana saya telah mengetahui bahwa Zionis di Amerika telah mencetak dan mengedarkan foto tersebut dan menjualnya kepada orang arab dan Muslim. Kadangkala dijual dengan harga yang murah bahkan kadang diberikan secara gratis agar Muslim dapat mengedarkannya dimana saja. Baik dirumah maupun kantor.
Mathematics Zayed University Dubai
Demikianlah, dengan kondisi yang mengkuatirkan ini, kita sebagai muslim hendaklah turut membantu menyebarkan informasi yang benar kepada saudara kita dan dunia. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari distorsi informasi lebih jauh yang akhirnya akan merugikan umat bila tidak disikapi dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar